Laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan sudut pandang dalam memahami sesuatu. Saya tahu itu. Pendapat yang menyebutkan bahwa laki-laki cenderung berjalan dengan logikanya dan perempuan dengan perasaannya pun sudah berkali-kali saya dengar. Perempuan akan cenderung berpikir lebih jauh mengenai masa depannya berbeda dengan laki-laki yang berpikir tentang masa sekarang hingga jangka waktu tertentu yang mampu ia jangkau. Perempuan seringkali berpikir bagaimana nanti ketika dia sudah mulai tua, dengan kulit keriput, wajah yang tak lagi segar, atau gerak tubuh yang tak lagi energik, apakah suaminya masih mencintainya? apakah ia akan tetap dipuji cantik? apakah suaminya akan tetap setia dan tidak melirik perempuan muda yang lain?
Saya perempuan, dan saya tidak banyak tahu tentang alur berpikir laki-laki. Saya hanya bisa menebak-nebak yang terkadang bisa benar namun seringkali juga salah. Lelaki saya pun nampaknya mulai kewalahan ketika beberapa kali dalam obrolan ringan kami terselip drama 'jika nanti saya mulai tua apakah kamu masih mencintai saya?'. Drama tersebut bisa membuat saya mendadak terisak sedih atau malah menjadi marah dan bersikap 'susah dipahami'.
Sebenarnya menurut saya, semua masalah bisa diselesaikan dengan baik. Segala perbedaan pun bisa disikapi dengan bijak. Berkomunikasi, menurut saya adalah jalan terbaik dalam menyikapi sebuah perbedaan apapun bentuknya. Tentu saja berkomunikasi dengan baik. Tidak perlu menegangkan urat syaraf dan memperkeruh keadaan. Kalau ingin didengarkan maka harus pula bersedia untuk mendengarkan. Memberikan kesempatan bagi pasangan atau siapapun itu untuk memaparkan argumennya tentang hal yang tengah diperdebatkan.
No comments:
Post a Comment