Friday, February 12, 2010

Bunda Sapi dan Bayi-bayi Kecil Miliknya,,,

 Bunda sapi dan tiga bayi kucing yang kecil

Kucing betina milik teman sekamar saya akhirnya melahirkan. Prosesnya pun ternyata cukup panjang. Sejak sore hari si kucing betina berwarna putih hitam (katanya) sudah nampak gelisah. Sekitar jam setengah 11 malam calon ibu itu pun semakin terlihat gelisah, berkali-kali dia mencoba menerobos masuk ke dalam kamar. Untuk menghindari si kucing beranak pinak di sembarang tempat tante Rum, salah satu penghuni rumah, membuat sebuah kamar kecil dari kardus kipas angin sebagai kamar bersalin darurat.

Meski sederhana, rumah kardus yang cukup besar itu tak hanya menarik bagi bunda sapi saja. Papa dan si Paman siaga tampaknya juga menginginkan rumah kardus yang sama. Dengan penuh rasa penasaran mereka berebutan masuk ke dalam kardus. Si bunda juga nampaknya tidak begitu terganggu dengan kehadiran mahluk2 itu didalam kamar bersalin miliknya. Ia justru tampak lebih tenang. Papa siaga bahkan sempat terlelap di dalam kamar bersalin darurat itu tanpa rasa bersalah selama sekian menit.


Sekitar pukul 00.00 dini hari kucing besar si Paman siaga tiba2 mengendus-endus kardus dengan rasa ingin tahu. Karena merasa tertarik dengan aktivitas para kucing saya pun memotret ketiganya sampai saya sadar ada genangan air basah di lantai kardus. Wah tampaknya bunda sapi sudah siap melahirkan, daripada menganggu jalannya proses kelahiran maka saya dan teman saya memindahkan si Papa dan Paman siaga ke garasi. "Malam ini diluar dulu yah nak," ujar saya pada Paman siaga.

Tepat pada pukul 01.00 saya melihat sesuatu mulai muncul dari alat kelamin si Bunda. Ternyata itu si calon bayi! Sepintas bentuknya seperti tai kucing tapi berlendir.. tapi bukan, itulah dia si anak kucing kecil yang lahir pada dini hari. Setelah anak pertama bunda sapi mengeluarkan si anak kedua dan ya cukup sampai disitu. Saya sudah tidak kuat lagi menahan kantuk maka saya pun meninggalkan bunda sapi berjuang sendirian pada kelahiran perdananya. Maaf ya bunda.. tapi saya mengantuk sekali.. =(

Pagi-pagi, dan saya tentu saja masih bergelut dengan guling kesayangan, menyembunyikan diri dari matahari. Teman saya yang baru selesai mandi berucap "Anaknya sapi mati dua," ujarnya. Saya sedih. Saya berharap anak-anak kucing kecil itu sehat dan tumbuh baik. "Warna-warnanya juga ga menarik, kebanyakan item putih kaya sapi," lanjut teman saya. Setelah teman saya pergi bekerja saya pergi menengok anak-anak betina sapi sebentar. Semut-semut mulai mengerubungi dua kucing kecil yang mati, sementara tiga lainnya meringkuk berdekatan. Bunda sapi sepertinya mengalami apa yang manusia sebut dengan 'Baby Blue Syndrome', ia menjauh dari anak-anaknya dan tidak mau menyusui mereka.

Karena merasa kasihan, saya mencoba melakukan beberapa hal. Pertama, saya memaksa bunda sapi masuk ke kamar bersalinnya dan menyusui ketiga anaknya yang masih tersisa. Langkah pertama membuahkan hasil. Bunda sapi mau menyusui bayinya. Semoga mereka akan tetap baik-baik saja. Kedua, saya mengangkat dua bayi kucing yang sudah tidak bernyawa dengan sarung tangan steril, membungkusnya dengan koran, dan melarung mereka di selokan kecil depan rumah. Seharusnya saya mengadakan sedikit upacara pemakaman dan menguburkan keduanya dengan layak. Tapi sayangnya rumah ini memiliki lahan tanah yang terbatas. Tidak ada lahan cukup yang bisa digunakan sebagai area pemakaman. Maaf ya bayi kucing yang kecil.. Semoga kalian baik2 saja bermain di Surga. Selamat jalan.. =(

No comments: