Thursday, January 28, 2010

Celebrating Colours! Fashion Color Palette : Bermain warna

 

Ada satu ide menarik tentang fashion yang membuatnya tak pernah membosankan, yakni bermain dengan warna. Dalam industri fashion para desainer, stylish, hingga pengguna fashion menggunakan panduan warna yang dikenal dengan istilah color palette. Color palette sendiri adalah sekumpulan warna yang disusun dengan sedemikian rupa untuk menentukan kombinasi warna-warna yang saling bersinergi.

Warna melengkapi setiap Generasi (60-an, 70-an, 80-an, dst)
Setiap generasi memiliki trend warna sendiri. Masih ingatkah gaya Tahun 60-an? Warna-warna biru dongker, cokelat, abu-abu menjadi warna-warna dominan yang melengkapi celana-celana berpotongan cutbray dan kacamata lebar. Tahun 70-an menganut prinsip ‘Color Your Life’, warna-warna terang dan mencolok seperti shocking pink, warna-warna psychedelic pun hadir dan mewarnai era ini. Lalu tahun 80-an yang didominasi gemerlap warna music disco. Tabrak warna pun banyak menjadi pilihan pada era ini.
Trend mengenai warna sendiri sebenarnya sudah dimulai sejak akhir abad ke 19 di Perancis. Pada waktu itu industri tekstil dan mode menentukan kecenderungan jenis-jenis warna populer yang akan digunakan. Pada perkembangannya trend warna tidak lagi didominasi oleh Perancis namun juga negara maju lain seperti Amerika, Jepang, dan Korea. Masing-masing Negara ini memiliki kelompok-kelompok yang akan mengevaluasi warna yang sedang laris di pasaran dan menentukan trend warna bagi 18 hingga 24 bulan mendatang. 
Salah satu penentu warna yang paling berperan adalah Pantone Inc yang berbasis di Amerika. Pantone menjadi penyedia dan penentu standar warna global bagi industri desain. Tiap tahun ia memilih ‘color of the year’ yang akan menjadi inspirasi bagi industri mode dan kosmetika. Ide mengenai trend warna sendiri bisa didapatkan dari mana saja. Riset, diskusi, gaya hidup, peristiwa penting, hingga kondisi poleksosbud hankam pada suatu negara.

Menentukan Color Palette
Ehm.. ternyata menentukan warna memang gampang-gampang susah ya. Dibutuhkan riset hingga pengamatan menyeluruh mengenai sesuatu peristiwa yang sedang marak dan menarik perhatian masyarakat dunia. Ini karena begitu pentingnya peranan warna dalam industri fashion. Warna disebut-sebut sebagai silent saleperson yang mampu menjual tanpa banyak berbicara.
Sebagai bagian dari identitas setiap desainer umumnya mimiliki palet warna yang menjadi ciri dari setiap rancangannya. Channel misalnya, kerap hadir dengan warna-warna netral yang menyiratkan kesan klasik dan elegan. Hitam, putih, atau beige pun menjadi pilihan. Atau LV yang didominasi warna beige, putih, atau warna pastel, seperti baby pink. Mereka menentukan color palette yang disesuaikan dengan konsep dan karakteristik brand dan bukan menjadi plagiat dengan mengikuti mentah-mentah trend warna yang tengah happening. Bagi penggiat fashion penting untuk menjadi trendsetter, bukan follower.
Sama halnya dengan para desainer tersebut, masing-masing individu pun sebenarnya memiliki color palette yang berbeda-beda. Semua tergantung dari warna kulit, karakter, dan kepribadian. Untuk menemukan palet yang sesuai kita bisa menggunakan jasa konsultan professional atau menemukannya sendiri melalui berbagai eksperimen.

Bereksperimen dengan Warna
Hal pertama yang harus diperhatikan sebelum memulai eksperimen warna adalah dengan mengenali rona kulit kita. Rona kulit atau skin tone terbagi menjadi dua macam yakni, warm tone (hangat) dan cool tone (dingin). Rona kulit hangat dimiliki oleh anda yang berkulit kuning langsat, sawo matang dan cenderung cokelat. Sedangkan rona kulit dingin mengandung unsur kebiruan yang biasa dimiliki oleh warna kulit putih atau hitam.
Kebanyakan wanita asia umumnya memiliki kecenderungan pada jenis kulit hangat, maka earth color palette dapat dijadikan alternatif pilihan warna. Warna-warna alam seperti tembaga, hijau, kuning, cokelat, abu-abu, peach, dan terracotta sangat disarankan untuk jenis kulit hangat. Sedangkan untuk kulit putih asia dengan tone hangat sebaiknya menghindari warna-warna seperti biru, turquoise dan ungu karena dapat memberi efek pucat pada kulit. Sementara itu warna-warna seperti biru, hijau, ungu, pirus dan perak adalah warna yang disarankan bagi si kulit dingin.
Nah jika sudah menemukan warna-warna yang sesuai dengan skin tone kita dapat mulai menentukan palet warna kita dengan mengenali keluarga terdekatnya. Misalnya dengan memilih satu warna dari empat kotak warna utama yang kemudian ditambah dengan warna sekunder sebagai aksen. Warna kuning misalnya bisa dipadukan ungu dan hijau.
Selain rona kulit, karakter atau style anda pun akan banyak mengambil peran bagi pemilihan dan padu padan warna. Karakter feminim misalnya cenderung ditunjukkan dengan warna-warna pastel yang lembut. Untuk kesan lebih dewasa warna-warna klasik yang tegas seperti biru, hitam, atau cokelat bisa dijadikan pilihan. Atau lebih nyaman bergaya vintage? Maka warna-warna sedikit keruh seperti ungu, orange, cokelat, atau beige bisa menjadi alternatif.
Tentu tak ada salahnya mengikuti trend warna yang sedang populer. Namun jangan lupa untuk tetap menyertakan sentuhan pribadi ke dalam gaya kita. Selebihnya dibutuhkan keberanian dan tentunya kenyamanan dalam bermain-main warna. Toh, dunia begitu berwarna jadi kenapa harus memaksakan diri dengan satu atau dua warna ketika kita berhak untuk mencicipi sensasi bermain warna. Jangan pernah berhenti untuk mengeksplorasi warna demi penampilan yang terbaik. Bukankah penampilan mencerminkan siapa kita?

Jadi, temukan warna anda, rayakan hari, dan bergembiralah! :D

No comments: