Tuesday, January 22, 2013

Anak 1,5 Tahun dan Si Ibu Tukang Omel

Ya! Sayalah ibu-ibu si tukang omel. Kadang saya juga heran kenapa kesabaran itu bukan mengalir sebagai bakat alam saya saja ya. Belajar sabar, berbicara pelan lemah lembut adalah ujian yang luaaar biasaaaa... Saya susaaah sekali melakukannya. Kalau dicatat dalam hitungan amal, mungkin dosa saya karena ngomel sudah membuat segala amal kebaikan yang saya lakukan menjadi minus (-__-").

Daan, Aila mirip sekali sama saya. Dia keras kepala, berpendirian teguh, serta berkeinginan kuat. Saya mau A saya harus dapat A bukan B. Akhirnya ketemulah si Ibu tukang omel dan anak 1,5 tahun berpendirian teguh itu dalam satu ajang tarik-menarik tissue, bolpoin, remote tivi atau apapun. Saya bilang tidak, dibalas dengan teriakan ngotot dari si anak 1,5 tahun. Dan, tak ada yang mau mengalah! Baiklah, saya ibu-ibu tukang omel dengan tingkat kedewasaan anak 1,5 tahun. Atau anak 1,5 tahun dengan tingkat kengeyelan wanita umur 27 tahun.

Bukan hanya seremoni lembar barang, rebutan, saling omel, tapi juga berebut sendok makan. Saya mau menyuapi, si kecil mau makan sendiri. Tak apa jika benar-benar mau makan sendiri. Tapi lain cerita kalo sendok makan digunakan untuk mencampur makanan sambil ditumpahkan ke lantai, diacak-acak, berantakan semua, semut datang, ibu-ibu tukang omel datang lagi. Owh, ini seperti lingkaran yang tak ada sudutnya...

Tapi, si ibu-ibu tukang omel ini akan berhenti saat tiba-tiba si anak 1,5 tahun tersebut memeluk ibunya sambil berkata "muah". Ah, saya meleleh. Rasanya jauh luar biasa dibanding jatuh cinta saat masih puber. Bagaimanapun juga meski tukang omel ibumu ini tetap baik hati kok nak, dan mencintaimu dengan begitu luar biasa. Semoga ini bisa jadi catatan tersendiri untukmu kelak ya, Aila Gendhis Wijaya-ku sayang.. :*

No comments: